Sunday, January 6, 2013

Dimensi Berpikir



Berpikir tidak  memiliki batas----lintas waktu, jarak, dan ruang. Pikiran memiliki kekuatan yang bisa muncul pada pagi, siang dan sore hari dalam kondisi apapun. Pikiran adalah sumber pendorong prilaku, sikap dan hasil yang kita dapatkan. Pikiran dapat menjadikan anda sebagai seorang  berjiwa sehat atau sakit.pikiran dapat membuat anda mampu membangun tata kehidupan yang sehat atau sebaliknya. Pikiran dapat menjadikan anda sebagai orangtua teladan atau sebaliknya. Pikiran dapat menjadikan anda sebagai karyawan atau pimpinan yang berprestasi atau sebaliknya. Semua itu bergantung pada bagaimana anda merencanakan tujuan dan merealisasikannya. Plato mengatakan, “sumber setiap prilaku adalah pikiran. Dengan pikiran kita bisa maju atau mundur. Dengan pikiran kita bisa bahagia atau sengsara”.


Kenyataannya, anda, saya, dan seluruh manusia dimuka bumi ini bisa menjadi seperti sekarang karena pikiran kemaren. Esok atau lusa kita akan mencapai sesuatu yang kita pikirkan hari ini. Salah seorang guru saya berkata,”Jika and aingin sukses, pelajarila kesuksesan itu dan berpikirlah seperti orang-orang sukses. Jika anda ingin bahagia, pelajarilah kebahagiaan dan berpikirlah seperti orang-orang yang bahagia. Ingat, pikiran adalah hasil pilihanmu sendiri. Sebelum anda memilih pikiran tertentu pertimbangkanlah baik-baik. Jika pikiran tertentu memiliki dampak positif, mantapkanlah hingga ia menjadi pengontrol perbuatan anda secara konsisten.

Berkat perjalanan saya ke beberapa negara dan pelatihan yang saya berikan kepada lebih dari 200.000 orang setiap tahun, saya semakin yakin bahwa hasil yang didapat seseorang ditentukan oleh pikiran-pikiran yang berulang-ulang dan dihubungkan dengan persepsinya hingga menjadi keyakinan dan kebiasaan yang dilakukan secara spontan. Pikiran itu menentukan sukses atau gagal, bahagia atau sengsara.
Di dunia olahraga, seorang petenis terkenal Andre Agassi, akhirnya berhasil ditumbangkan oleh pemain baru yang belum punya banyak pengalaman. Para ahli menasehatinya supaya mundur karena usianya sudah lebih dari tiga puluh. Menurut mereka, ia tidak akan mampu mengalahkan pendatang baru yang masih muda, penuh semangat, energik, dan dinamis. Salah seorang rekan Andre Agassi berpesan,”Supaya anda tetap bisa mempertahankan reputasi di benak para penggemar, Anda harus gantung raket.” Andre merasa berat menerima nasehat ini walaupun benar secara logis. Dari dalam hatinya ia mendengar ucapan bisikan, “jangan dengarkan nasihat mereka. Mereka memberikan nasehat berdasarkan cara pandang mereka. Coba sekali agi, tapi ubahlah cara dan pola pikir anda.” Andre Agassi benar-benar mencoba lagi dengan cara yang baru. Ia pergi menyendiri agar bisa berpikir dengan tenang dan merencanakan masa depannya. Sebulan kemudian Agasssi memutuskan untuk selalu ikut dalam kejuaraan internasional sampai akhir  hayatnya. Untuk itu ia menunjuk seorang psikolog dan ahli pengembangan diri. Semua orang jadi tahu sebab kekalahan yang berkali-kali diterima Andre Agassi, yaitu pikiran dan keyakinannya.

Ternyata semua pikiran Andrea Agassi bersifat negative: usia uzur, kelemahan fisik dan pesimisme. Kepercayaannya pun negative dan mempengaruhi persepsinya. Ketika memulai pertandingan ia yakin bahwa ia tidak akanmenang. Maka hasilnya seperti yang ia pikirkan  dan ia yakini.

Andre Agassi mulai berlatih. Ia memulai perbaikan itu dari dalam dirinya dengan cara visualisasi positif. Berjam-jam ia berlatih hingga keyakinannya berubah menjadi optimis. Artinya, pikiran Andre Agassi sudah positif. Dengan digembleng latihan psikis, fisik, dan tehnik, Andre Agassi kembali meraih posisi sepuluh besar kelas dunia. Banyak orang angkat topi dan memperbincangkan Andre Agassi karena ia mampu menaklukkan segala rintangan baik dari dalam diri maupun luar dirinya.


Bagaimana dengan Anda ???

No comments:

Post a Comment