Wednesday, December 19, 2012

Pikiran Memiliki Proses Yang Kuat


Berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda. Tujuh sumber itu memberikan kekuatan luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah disadari atau tidak. 

1. Orangtua
Proses berpikir yang pertama kita dapatkan dari orangtua. Ratu Elizabest II berkata, " Aku belajar seperti proses belajarnya kera, yaitu dengan menyaksikan orangtua dan meniru mereka." Dari orangtua kita belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai-nilai luhur. Itulah proses berpikir yang pertama di dunia ini. Semua ini kita terima dari orangtua----orang paling penting dalam membentuk proses berpikir. Proses ini kemudian mengakar dalam diri lalu menjadi referensi utama dalam berinteraksi dengan diri sendiri atau dengan dunia luar.

2. Keluarga
Setelah orangtua, kita melihat dunia lain, yaitu keluarga: saudara laki-laki, saudara perempuan, kakek, nenek, paman, bibi, dan anak-anak mereka. Dari mereka akal menangkap informasi baru dan menggabungkannya dengan informasi yang telah ada. Dengan demikian, proses pembentukan pikiran semakin kuat.

3. Masyarakat
Masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi dengan kita: tetangga, tukang sayur, sopir taksi, dan semua orang yang tinggal di lingkungan kita. Akal terus mengikat informasi yang didapat dari luar dan disatukan dengan informasi yang sudah tersimpan di alam bawah sadar. Dengan begitu, proses pembentukan pikiran semakin kuat. 

4. Sekolah
Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah ucapan, perilaku, dansikap para guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran maka kit aakan dengan mudah meniru apa yang ada di sekolah, baik yang positif maupun negatif. Semua itu memperkaya proses pembentukan pola pikir yang sudah ada sehingga menjadi semakin kuat di alam bawah sadar.

5. Teman
Teman itu paling penting setelah orangtua. Berteman merupakan aktualisasi diri pertama dalam kehidupan karena kita sendiri yang menentukan pilihan, tanpa pengaruh orangtua. Selain itu, teman adalah bukti kebebasan dan bukti penerimaan masyarakat. Sangat mungkin kita belajar perilaku negatif dari teman, seperti merokok, mengkonsumsi narkoba, alkokhol, dan bolos sekolah. Semua itu ikut mempengaruhi proses pembentukan pikiran kita. Data yang tersimpan di ruang memori kita pun kian banyak.

6. Media Massa
Sebagian besar remaja menonton televisi cukup lama hingga lima puluh jam dalam seminggu. Mereka akan terpengaruh oleh apa yang ditonton, positif atau negatif. Jika mereka melihat artis atau penyanyi idola mereka merokok, besar kemungkinan mereka ikut merokok.

Dalama salah satu program telivisi yang bertajuk Ada Solusi Spritual bagi Setiap Masalah, Dr. Wayne Dyer berkata bahwa sebelum menginjak usia dua belas tahun anak-anak sudah menonton sekitar 12.000 tindak pembunuhan yang ditayangkan dalam film-film layar kaca. Hal ini menyebabkan satu dari dua belas anak di bawah usia dua belas tahun sudah memiliki senjata api. 

Sebuah pusat kajian psikologi dan fisiologi di New Zealand memaparkan bahwa lebih dari 60% kondisi menyedihkan disebabkan oleh media massa yang menyebarkan hal-hal negatif, peperangan, seksualitas, dan pelanggaran tata nilai. Sekarangpun siaran televisi banyak menayangkan informasi nagatif dan nyanyian cabul yang tidak mendukung nilai luhur yang dijunjung tinggi. Hal-hal semacam ini belakangan tersebar luas dalam kehidupan kita hingga sangat mempengaruhi prilaku anak muda. Pengaruh berbahaya ini ikut memperkaya proses pembentukan pikiran setiap orang sehingga menjadi semakin kuat dan mendalam dibanding sebelumnya. 

7. Sumber ketujuh dari proses pembentukan pikiran adalah diri sendiri
Sekian sumber eksternal turut memperkuat terbentuknya pikiran. Pikiran itu kemudian membentuk keyakinan dan prinsip yang kuat. Selanjutnya kita bisa menambahkan sikap baru yang positif atau negatif. Akal menggabungkan sikap baru itu dengan data-data sebelumnya sehingga proses pembentukan pikiran semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian, kita mampu beradaptasi dalammenghadapi dunia luar. Kemampuan inilah yang menentukan kita sukses atau gagal dan bahagia atau sengsara.   

No comments:

Post a Comment